Minggu, 13 Maret 2011

Apakah Tunadaksa itu?

1.           PENGERTIAN
 Tunadaksa adalah individu yang memiliki gangguan gerak yang disebabkan oleh kelainan neuro-muskular dan struktur tulang yang bersifat bawaan, sakit atau kecelakaan.
2.           KARAKTERISTIK
Secara umum karakteristik kelainan anak yang dikategorikan sebagai penyandang tunadaksa dapat dikelompokkan menjadi anak tunadaksa ortopedi (orthopedically handiccaped) (Hallahan dan Kauffman, 1991). Menyimak keadaan yang nampak pada tunadaksa orthopedi dan tunadaksa syaraf tidak terdapat perbedaan yang mencolok, sebab secara fisik kedua anak tunadaksa memiliki kesamaan, terutama pada fungsi analogi anggota tubuh untuk melakukan mobilitas. Namun apabila dicermati secara seksama sumber ketidakmampuan untuk memanfaatkan fungsi tubuhnya untuk beraktifitas atau mobilitas maka akan nampak perbedaannya
 Anak dengan gangguan fisik terjadi akibat tidak berfungsinya secara maksimal kondisi motoriknya. Kondisi anak gangguan fisik memiliki beragam jenis dan tingkat kecacatannya, yang secar umum dibedakan dari sudut kelainan sistem cerebral dan sistem muscle skeletal.
1)             System Cerebral
     Jenis ini adalah anak cerebral palsy yang mengalami kelainan pada bagian-bagian di dalam otak yang terjadi sebelum bayi dilahirkan, saat persalinan dan pada masa bayi. Secara spesifik anak cerebral palsy mempunyai karakteristik sebagai berikut :
a.       Gangguan fisik
Karena mengalami kerusakan pada bagian otak tersebut, anak cerebral palsy mengalami gangguan pada sistem motorik seperti kekakuan, kelumpuhan, gerakan yang tidak dapat dikendalikan, gerakan ritmis dan gangguan keseimbangan. Karenanya anak gangguan fisik mengalami kesulitan untuk beraktivitas.
b.      Intelegensi
Sekitar separuh dari anak cerebral palsy mengalami retardasi mental dan sangat sedikit anak cerebral palsy yang memiliki intelegensi tinggi. Namun ini tidak bisa ditetapkan dengan cepat, karena perlu dilatih terlebih dahulu untuk menunjukkan seperti apa anak tersebut.
c.       Kemampuan presepsi
Dengan adanya gangguan pada otak, maka syaraf penghubung dan jaringan syaraf otak menjadi terganggu atau rusak. Dengan demikian proses stimulus akan sulit untuk diterima, ditafsirkan dan dianalisis oleh syaraf sensoris. Presepsi dari rangsangan yang diterima anakpun menjadi terganggu atau terhambat.
d.      Kognisi
Akibat dari kelainan otaknya, maka terganggu pula fungsi kecerdasan, penglihatan, pendengaran, bicara, perabaan, dan juga bahasanya. Hal ini terjadi karena gangguan motorik yang dialami anak membatasi ruang gerak kehidupan dan menjadi berkurangnya stimulus yang diterima untuk menunjang perkembangannya.
e.       Kemampuan bahasa dan bicara
Kebanyakan anak cerebral palsy mengalami gangguan bicara karena kelainan otot-otot bicara yang menjadikan ia kurang berinteraksi dengan lingkungannya. Gangguan tersebut dapat berupa kesulitan artikulasi. Dengan demikian perkembangan bahasa dan bicara anak cerebral palsy biasanya kurang.
f.       Emosi dan penyesuaian sosial
Kelainan yang dimiliki  anak cerebral palsy membuat anak menjadi labil. Anak akan merasa rendah diri, keras kepala, mudah tersinggung, takut, ataupun mudah marah. Hal ini mungkin terjadi karena keadaan frustasi yang tidak mampu melakukan apa yang dikehendaki dengan tubuhnya.
2)             System Muscle Skeletal
     Sebagian besar anak dengan gangguan system muscle skeletal berkecerdasan normal karena sistem kerusakannya tidak berhubungan secara langsung dengan kecerdasan. Meskipun tidak menutup kemungkinan adanya kecerdasan di bawah rata-rata. Anak dengan jenis system muscle skeletal biasanya memiliki pribadi yang mudah tersinggung, mudah marah, ataupun rendah diri akibat perkembangan pribadinya yang tidak ditunjang oleh lingkungannya.

3.           PENYEBAB
a.    Sebelum Lahir
Tauma, infeksi, penyakit yang menyerang pada saat ibu mengandung, sehingga menyerang otak bayi yang dikandungnya. Selain itu bisa juga pada saat bayi dikandungan terkena sinar radiasi yang klangsung mengenai sistem syaraf pusat sehingga merusak pembentukan syaraf-syaraf di otak. Ada juga yang dikarenakan faktor keturunan, usia ibu saat hamil, pendarahan, atau mungkin keguguran yang dialami ibu.
b.    Pada saat kelahiran
Proses kelahiran yang terlalu lama karena tulang pinggang ibu kecil sehingga bayi kekurangan oksigen yang menyebabkan terganggunya sistem metabolisme pada otak bayi, pemakaian alat bantu berupa tang, pemakaian anestasi (obat bius) yang melebihi ketentuan.
c.     Setelah proses kelahiran
    Kecelakaan/trauma kepala, amputasi, infeksi penyakit yang menyerang otak, anoxia/hipoxia.
4.           KLASIFIKASI
a.    Kelainan pada sistem cerebral
Kelompok kerusakan bagian otak ini biasa disebut cerebral palsy (CP/Kelumpuhan otak besar) yaitu suatu keadaan yang ditandai dengan buruknya pengendalian otot, kekakuan, kelumpuhan, dan gangguan fungsi saraf lainnya.
b.    Spastik
Anak yang mengalami spastik ini menunjukkan kekejangan pada otot-ototnya yang disebabkan oleh gerakan-gerakan kaku dan akan hilang dalam keadaan diam.
c.     Athetoid
Anak yang mengalami Athetoid tidak mengalami kekejangan atau kekakuan, otot-ototnya dapat bergerak dengan mudah, malah sering terjadi gerakan-gerakan yang tidak terkendali yang timbul diluar kemampuannya.
d.    Ataxia
Ciri khas tipe ini adalah seakan-akan kehilangan keseimbangan, mengalami kekakuan pada waktu berdiri atau berjalan.
e.     Tremor
Gejala yang tampak jelas pada tipe ini adalah senantiasa dijumpai gerakan-gerakan kecil dan terus-menerus berlangsung sehingga tampak seperti bentuk getaran-getaran.
f.     Poliomylitis
Penderita ini mengalami kelumpuhan otot, dehingga otot akan mengecil dan tenaganya melemah, peradangan akibat virus polio yang menyerang sumsum tulang belakang pada anak usia 2 tahun sampai 6 tahun.
g.    Muscle Dystrophy
Anak mengalami kelumpuhan pada fungsi otot, yang bersifat progressif. semakin hari semakin parah.

5.           METODE TERAPI FISIK (PHSYCAL THERAPY)
1.    Definisi Metode Terapi Fisik
Metode terapi fisik adalah cara yang pada umumnya digunakan untuk membantu anak-anak yang mengalami hambatan dalam perkembangan motorik kasar.
2.    Manfaat Metode Terapi Fisik
Membantu dalam memposisikan tubuh dan pola-pola gerakan serta keterampiln ambulasi, dengan fokus kepada fungsi fisik dari perkembangan refleks, fleksibilitas, kekuatan, gaya berjalan dan gerak tubuh guna tercapainya perkembangan milistone atau perkembangan motorik dasar yang baik, seperti berguling, tengkurap, duduk, merangkak, berjalan, menendang, melompat dan melempar.